Senin, 19 Maret 2012

hitsuke.blogspot.com

~✿ Hidup Bukan hanya sekedar Terampil dan Mahir ~✿

Cerita ini hanya fiktif, 
Suatu hari 2 orang sahabat  yang gemar travelling sedang merencanakan niat menghabiskan masa long weekendnya. dengan  pantai yang indah, airnya jernih dan tampak begitu mempesona untuk dinikmati. Mereka adalah Mawar dan Septi.

"Sekali-kali kita bawa boil sendiri-sendiri ke luar kota yuk.." ajak Mawar pada Septi.

"Ogah ah.. serem.. aku belum lancar mengemudi mobil. Lagian aku belom boleh Nyokap bawa boil ke luar kota. Kamu aja yang nyetir, kamu kan dah lama bawa boil. Septi menolak ajakan Mawar.

"Tenang aja lagi Sob.. yang deket-deket aja. Ke Solo aja pasti aman deh., kan udah ada jalan tol. Mawar meyakinkan Septi yang terlihat ragu-ragu.

"yakin??? aman yak??!!!.. Septi meminta kepastian Mawar.

"Yakin aman Sep... Aku sering bolak-balik Semarang-Solo aman-aman aja. Lagian naik boil ini, ga bakal kehujanan, ga bakal jatuh dan lecet. Yang penting loe lancar gas, rem, kopling.. Mawar memastikan ucapannya.

"oke deh .. Tanceep... Septi menaiki mobilnya sembari tersenyum pada Mawar.

Mereka mulai melaju meninggalkan kota Semarang. Saling menyalip dan bunyi klakson menjadi "sesaji" ketika mereka saling mendahului.

Tiba2 cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi hujan lebat disertai angin. 

"War.. gimana nih" SMS Septi mulai ketakutan karena hujan lebat yang sangat mengganggu..

"Berhenti dulu saja yuk..Mawar mengajak Septi. Septi mengikuti mobil Mawar yang melaju di depannya.

Hujan semakin deras dan mobil Mawar tidak terlihat oleh Septi.
 
"Tulalit..tulalit... Ponsel Septi berdering. Mawar meneleponnya. .
"Kamu dimana War kok ga kelihatan ??? Septi mencari mobil Mawar yang tadi melaju di depannya

"Gw di depan lo Sep.. kehalang truk mungkin.. loe terus aja pelan-pelan kendarai mobil sampai rumah makan pertama di perbatasan... nanti kita ketemu disana...

"aku ga tahu lan War.. kamu sih biasa kesini..

"Udah ikuti jalan ini aja. Ga bakal nyasar kok. Pokoknya sebelum tugu selamat datang ada warung makan, kamu berhenti". Mawar menyahut dari telepon genggamnya dan kemudian mematikan ponselnya..
 
Mawar memacu kecepatan mobilnya dan menerjang hujan yang semakin lebat.. berkali kali ia harus mengelap kaca menghalau air yang mengganggu pandangannya.. Sementara Septi sudah mulai pusing.. Ia merasa tak mampu lagi melajukan  mobilnya melawan hujan yang menyiram jalanan. Berkali-kali pula ia sport jantung ketika berpapasan tak terduga dengan bus dan truk  Ia hanya pasrah mengikuti kemana mobilnya melaju.

"Tuhan.. inikah akhir hidupku..."
Mama.. maafkan aku yang tak mengindahkan nasehatmu" Septi membatin sedih.. Ia yakin Mawar telah menunggunya di perbatasan kota sambil berharap-harap cemas dengan keadaannya.  Semoga  bisa sabar menunggu ku.. Septi menangis haru didalam kesendiriannya..

30 menit berlalu.. Septi mulai menyadari hujan sudah tidak separah beberapa waktu lalu.. Kilat dan petir pun sudah tidak terdengar lagi.. nampak dihadapannya tugu selamat datang, tempat yang disepakati mereka untuk beristirahat.

Saepti menepikan mobilnya di sebuah rumah makan. "alhamdullilah.... Septi menangis haru.."
Ia mengedarkan pandangan menari mobil mawar di pelataran parkir rumah makan.. 
Segera ia meraih ponselnya dan menelepon Mawar.

"Mawar kamu dimana??" Kata Septi begitu mengetahui teleponnya telah tersambung.

"Maaf dek, apa adek teman dari gadis yang mengendarai Avanza hitam?"  suara bapak diseberang menjawab telepon Septi.

"iya betul pak.. , bapak ada liat enggak ya??"
 "Adek Posisi dimana?" tanya suara di seberang. Septi kemudian menyebutkan nama rumah makan tempat ia memarkirkan mobilnya. 
"Coba adik balik kira-kira 100 meter dari rumah makan tempat adek, siapa tahu gadis ini teman adek."

Septi bergegas memutar Jazz warna birunya menuju tempat yang di sebutkan oleh bapak penjawab  ponsel Mawar dan menyaksikan pemandangan pilu dihadapannya.., Mawar telah berlumuran darah,  kepalanya tertelungkup dikemudi. Beberapa yang menyaksikan menceritakan, Mawar menghindari Truk yang keluar dari proyek dengan membanting kemudi ke kanan. Tetapi karena panik dia terlalu keras membanting kekanan akhirnya menghantam sebuah Pohon. 

Septi kembali menangis sejadi jadinya.. "Kenapa Mawar kenapa bukan aku.. bukankah aku tidak pandaimenyetir , bukankah Mawar telah terbiasa dengan jalan Semarang-Solo nya..." air matanya membanjir hebat... terbayang senyuman riang sahabatnya yang menyemangatinya harus bisa mandiri , buat apa bawa boil kalo cuma kota-kota doang. begitu kata Mawar pada Septi beberapa hari yang lalu.

selamat jalan sahabat.. Septi meninggalkan secarik kertas putih bertuliskan.. "Terimakasih" diatas tanah merah tempat Mawar terbaring untuk selamanya...

***

Taukah kalian kenapa Septi berterimakasih kepada sahabatnya??? Karena dari kejadian ini kita tau satu hal yang mungkin akan kita ingat seumur hidup.. Kejadian iti mengajarkan pada kita..
dalam hidup, kita bukan sekedar harus menjadi kuat, pandai dan terampil..
dalam hidup kita bukan sekedar harus menjadi sosok yang dibanggakan, di elu elukan, atau di damba dambakan..
TAPI kita juga mesti tau kapan kita harus berhenti sejenak untuk berjalan atau berjuang, bukan untuk menyerah, apalagi kalah...

kita berhenti sesaat untuk " memastikan " apakah kita sanggup terus berjalan,
kita berhenti sejenak untuk "memikirkan" kapan waktu yang tepat untuk kembali melangkah.


tidak akan mungkin kita sanggup mendaki Mount evrest tanpa jaket...
tidak akan mungkin kita sampai puncak himalaya tanpa berhenti untuk berkemah...

kita berhenti sesaat untuk memikirkan apa yang terbaik bagi diri kita saat melawan "BUTIRAN-BUTIRAN KEHIDUPAN"

karena gelombang itu akan berubah setiap hari dan kita tidak harus berhenti pula setiap hari..

tapi berhentilah saat "TIBA2 BUTIRAN ITU BEGITU MENAKUTKAN DAN TERAMAT BERAT UNTUK KITA LALUI DALAM BEBARAPA MENIT"

berhentilah dan berfikirlah,.. biarkan sejenak tubuh kita untuk beristirahat. Jika sudah mereda.. lanjutkan perjalanan panjang ini dengan ketenangan dan rangkaian pilihan bijak.

orang hebat bukanlah orang yang suaranya paling besar, temannya paling banyak , ilmunya paling tinggi, hartanya paling berlimpah,

orang hebat adalah orang yang tau kapan ia harus berjalan. dan kapan ia harus berhenti di "setiap hal dalam hidupnya"