Selasa, 21 Juni 2011

hitsuke.blogspot.com

Sukses adalah Sebuah tangga

suksesSukses seperti menaiki anak tangga. Itulah kenapa saya sering menggambarkan sukses dengan anak tangga. Bukan sekedar gambar, gambar tangga seperti di samping ini mengandung filosofi sukses yang sering dilupakan.




Jadi, jika Anda ingin sukses: Anda harus tahu apa saja yang menjadi anak tangga itu. Kedua: Anda harus mau menaiki anak tangga itu. Sederhana, tapi mengapa banyak orang yang tidak mau atau tidak bisa mengaplikasikannya?



Jika sukses seperti menaiki anak tangga, apa saja anak tangga itu secara real? Atau, dalam prakteknya, anak tangga meraih sukses itu apa saja? Anak-anak tangga ini ibarat balok-balok yang perlu Anda susun, sehingga bisa digunakan untuk meraih puncak.

Balok pertama: pengetahuan. Anda harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk meraih sukses. Jangan asal bertindak. Orang yang asal bertindak seperti orang yang asal pergi tanpa tahu caranya.  Jadi, dapatkan pengetahuan yang cukup untuk meraih sukses.

Balok kedua: keterampilan. Jika ada yang mengatakan pengetahuan saja tidak cukup, yang penting TINDAKAN! Benar? Maaf… belum tepat. Sebelum bertindak, Anda harus memiliki keterampilan untuk bertindak. Setelah Anda memiliki pengetahuan yang cukup, Anda pun harus memiliki keterampilan yang cukup untuk melakukan apa yang perlu dilakukan.

Balok ketiga dan seterusnya: sumber daya. Ini adalah apa saja yang diperlukan untuk terwujudnya sesuatu.
Untuk membangun rumah; tentu kita perlu pasir, semen, batu bata, cat, genting, dan sebagainya. Termasuk sumber daya manusia. Untuk membangun bisnis sukses; artinya perlu peralatan, gedung, mesin, bahan baku, dan sumber daya.  Untuk membangun karir sukses?  Nah, sekarang tinggal kemauan Anda untuk menyusun semua balok yang diperlukan dan menaikinya. Jumlah balok, tergantung seberapa besar tujuan Anda. Semua tangga bisa Anda susun dan naiki, jika Anda punya motivasi.

Ada yang aneh… banyak orang yang mengatakan: saya tidak tahu, tidak bisa, dan tidak punya. Ya iyalah… justru tugas Anda untuk mengambil tindakan; supaya tahu, supaya bisa, dan supaya punya. Nunggu ada yang ngasih? Mimpi kaliTake action!

hitsuke.blogspot.com

Mimpi Masa Kini adalah sukses Hari Esok

Mimpi Masa Kini Adalah Kenyataan Hari Esok

Benarkah mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok? Jika Anda orang optimis, Anda akan mengetujuinya. Tapi mungkin saja Anda masih berpikir, kemudian otak berputar mencari bantahan terhadap ungkapan ini. Bahkan Anda yang membantah bahwa kita tidak boleh sok tahu dengan masa depan, karena itu adalah urusan Allah. Kita bukan sok tahu tentang masa depan, tetapi kita menginginkan sesuatu di masa depan, atau yang kita sebut dengan cita-cita. Mimpi, selama itu positif akan mengarahkan tindakan kita pada hal yang positif pula. Bagaimana agar mimpi kita menjadi kenyataan di hari esok?

Beda Mimpi dengan Panjang Angan-angan

Agar tidak terjadi salah paham bahwa Motivasi Islami mengajarkan panjang angan-angan, saya akan jelaskan apa bedanya mimpi dengan panjang angan-angan. Mimpi artinya mengingkan sesuatu di masa depan. Sementara, panjang angan-angan adalah mengandalkan masa depan. Mengandalkan masa depan jelas tidak boleh, sebab hidup kita akan tergantung oleh sesuatu yang belum jelas. Sementara menginginkan sesuatu di masa depan adalah hal yang berbeda dan itu adalah sah-sah saja selama keinginan itu baik untuk kepentingan dunia dan akhirat.

Agar Mimpi Menjadi Kenyataan

Supaya mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok bukan sekedar slogan, ada syarat-syarat yang harus kita penuhi. Harus bertindak? Ya, tetapi bertindak bukan segalanya. Kebanyakan orang akan mengatakan mimpi tanpa tindakan akan percuma. Memang iya, namun pemahaman ini belum seutuhnya benar karena ada pemisahan antara mimpi dan tindakan. Padahal, pikiran dan tindakan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Lalu seperti apa? Tidak perlu bertindak? Bukan itu maksudnya. Maksudnya adalah mimpi itu sendiri akan membawa tindakan. Tindakan Anda yang lahir itu adalah hasil dari mimpi. Jika seseorang mengaku memiliki impian besar tetapi tidak ada tindakan untuk mewujudkannya, artinya dia tidak benar-benar punya impian. Impiannya hanya di mulut saja sebagai hiasan dalam bicara. Jika impian tersebut sudah tertanam dalam hati, maka tindakan akan secara otomatis mengikutinya.

Jadi, kunci utama agar mimpi menjadi kenyataan ialah kita harus benar-benar menginginkan impian itu. Tindakan akan mengikuti secara otomatis tanpa harus diperintah lagi. Tindakan otomatis inilah yang akan menjadikan mimpi itu adalah sebuah kenyataan. Anda tidak akan nyaman hanya berdiam diri saja tanpa melakukan usaha yang mendekatkan kepada impian. Tidak perlu di dorong-dorong oleh orang lain atau diri sendiri. Tindakan akan hadir dengan sendirinya. Ingat hadist yang mengatakan jika hati kita baik maka segalanya akan baik. Hati adalah raja, tubuh adalah prajuritnya. Jika hati sudah mengarah ke satu arah maka tubuh pun akan mengikutinya. Semuanya tergantung niat dan niat letaknya di hati. Mimpi itu adalah niat kita untuk mendapatkan sesuatu di masa depan.

Anda Memerlukan Peta

Saat Anda sudah memiliki impian, benar-benar impian, Anda sudah punya sumber energi yang dahsyat. Anda sudah punya arah yang jelas, yaitu impian Anda. Tetapi, untuk menghubungkan tempat Anda saat ini dengan tempat tujuan Anda, Anda memerlukan peta. Peta tidak selamanya harus fisik. Peta tidak selamanya harus lengkap.

Peta itu adalah petunjuk arah, kemana Anda harus melangkah. Untuk tujuan yang dekat atau tujuan yang sudah Anda ketahui, Anda tidak perlu peta dalam bentuk fisik, sebab peta tersebut sudah tergambar dalam pikiran Anda. Namun untuk tujuan jauh dan belum pernah Anda kunjungi sebelumnya, peta itu sangat diperlukan supaya Anda tidak salah jalan. Namun peta itu tidak perlu lengkap, cukup memberikan arah untuk lengkah pertama saja.

Jadi, agar Mimpi Masa Kini Adalah Kenyataan Hari Esok, mimpi Anda harus benar-benar keinginan terdalam Anda dan tertanam dalam hati serta Anda memiliki peta untuk menempuhnya.
hitsuke.blogspot.com

Sukses Meraih Cita

Sukses meraih cita-cita, apalagi cita-cita besar adalah impian semua orang. Termasuk orang pesimis. Sebenarnya mereka memiliki cita-cita besar, namun karena sikapnya yang pesimis, mereka mengubur dalam-dalam cita-cita tersebut. Anda melupakan cita-cita Anda? 
 
3 syarat yang harus Anda miliki agar Anda tetap berusaha, tetap bertindak, dan tetap berjuang untuk meraih cita-cita Anda. Karena inilah kunci Anda mencapai cita-cita, yaitu tidak berhenti. Ketiga syarat dibawah ini akan menjadikan diri Anda tidak bisa dihentikan oleh apa pun dan siapa pun kecuali oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
 

Menjaga Keyakinan Bahwa Anda Akan Sukses Meraih Cita-cita

Seperti disebutkan dalam ebook Beautiful Mind Power, ada 3 dimensi keyakinan yang harus Anda miliki dan jaga. Selama ketiga keyakinan ini Anda miliki, Anda tidak akan pernah berhenti, Anda akan tetap optimis, sehingga Anda akan tetap bergerak.
Apa ketiga dimensi keyakinan itu?
  1. Yakin kepada diri sendiri, bahwa Allah sudah memberikan potensi yang cukup untuk meraih cita-cita Anda.
  2. Yakin bahwa cita-cita Anda bisa Anda raih. Meski terlihat sulit dan berat, tetapi Anda harus yakin bahwa cita-cita itu mungkin digapai oleh Anda. Kriterianya mudah saja, jika ada orang lain yang sudah mencapainya (kecuali para Nabi), maka Anda akan bisa mencapainya.
  3. Yakin bahwa Allah akan membantu dan menolong Anda.

Menjaga Fokus Anda Pada Cita-cita

Saat Anda kehilangan fokus, sama saja Anda kehilangan energi. Bukan tidak ada energi, tetapi energi Anda akan menjadi buyar dan tidak cukup lagi untuk mencapai cita-cita Anda. Bagaimana pun hebatnya Anda, tetap saja manusia yang serba terbatas. Kita tidak bisa memiliki segalanya. Waktu dan sumber daya Anda terbatas. Untuk itulah Anda harus menjaga fokus Anda dalam meraih cita-cita.

Anda harus memiliki sistem agar Anda tetap fokus pada cita-cita Anda. Bisa saja itu adalah seorang mentor yang membimbing serta mengarahkan Anda pada cita-cita Anda. Bisa jadi gambar atau benda yang mengingatkan Anda untuk fokus pada tujuan. Atau apa pun yang bisa Anda lakukan agar Anda tetap fokus. Tentu saja, yang dimaksud fokus disini bukan berarti harus melupakan hal lain. Ibadah-ibadah harian jelas tidak boleh dilupakan oleh fokus kita meraih cita-cita. Fokus disini artinya Anda harus memberikan waktu khusus untuk meraih cita-cita dan Anda konsentrasi saat bekerja. Misalnya, tetapkan berapa lama waktu yang Anda alokasikan untuk meraih cita-cita Anda. Kapan jadwalnya. Alokasi waktu tentu harus sesuai dengan besarnya cita-cita yang Anda miliki. Jika Anda memiliki cita-cita besar, tentu waktu yang diperlukan akan semakin banyak. Tetapi jangan khawatir, Anda bisa mencapai cita-cita yang besar dengan waktu yang lebih sedikit jika Anda menerapkan konsep revolusi waktu dan daya ungkit

Jagalah Motivasi

Motivasi adalah energi. Motivasi seperti bahan bakar pada kendaraan Anda. Jika tidak ada motivasi, maka Anda tidak akan bisa bergerak meraih cita-cita Anda. Bagaimana jika motivasi habis atau turun? Maka Anda harus mengisinya lagi. Jika motor Anda kehabisan bensin, maka Anda harus mengisinya kembali. Jika HP Anda kehabisan listriknya, maka Anda harus men-charge-nya lagi. Untungnya, motivasi tidak perlu bayar atau beli. Anda bisa membangkitkan motivasi Anda kapan pun Anda mau. Energi dalam diri Anda bisa bangkit kembali jika Anda mau membangkitkannya. Selama ada motivasi, Anda akan terus bergerak. Jika bergerak, dan arahnya tepat, cepat atau lambat Anda akan mencapai tujuan.
Jadi Anda akan sukses meraih cita-cita jika Anda Anda menjaga keyakinan, menjaga fokus Anda, dan menjaga motivasi Anda.
 
hitsuke.blogspot.com

Kesungguhan, Jalan Untuk Menggapai Impian

Dalam upaya menggapai impian dan cita-cita, kita dituntut untuk bersungguh-sungguh, tekun, dan terus-menerus tanpa kenal menyerah dan lelah. Tentang hal ini Allah telah mengisyaratkan melalui Firman-Nya:

“Wa ladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa wa annallaaha lama’almuhsiniin”

Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesuangguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (QS. Al-Ankabut: 69)

Barangsiapa bersungguh-sungguh dalam menuntut sesuatu, ia akan bertemu dengan apa yang ia tuju, barangsiapa mengetuk pintu berkali-kali, ia dapat memasukinya, dan barangsiapa berusaha dengan sekuat tenaga, maka ia akan mendapatkan kesuksesan.

“Man jadda wajada”

Siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan mendapatkan

Perkara yang jauh yang seolah tidak mungkin untuk dicapai, akan menjadi dekat dan mungkin untuk dicapai dengan berbekal kesungguhan. Ibarat mengetuk sebuah pintu yang terkunci, dengan kesungguhan dan ketekunan, maka akan dibukakanlah pintu tersebut oleh tuan rumahnya.

Seseorang yang dilanda penderitaan dalam mengejar mimpi atau cita-cita luhur, padahal sarana untuk mewujudkannya sangatlah terbatas, adalah orang yang sangat didengar keluh kesahnya oleh Allah, sehingga Allah pun akan membukakan pintu kesuksesan baginya.
Dalam kaitannya dengan masalah ilmu dan kekayaan, Imam As-Syafi’i rahimahullah menegaskan di dalam sebuah sya’ir:

Cita-cita idaman belaka, menjadi faqih penganalisa
Padahal dirimu tak mau sengsara, memang gila banyak ragamnya
Tiada mungkin kau temui, memboyong harta tanpa derita
Ilmu pun demikian halnya, tanpa kepayahan, tak mungkin dimiliki

Banyak manusia yang bercita-cita mulia serta bermimpi setinggi langit, padahal kebanyakan dari mereka tidak ingin bersusah payah untuk mengejarnya. Hal yang demikian tak ubahnya seperti perbuatan orang yang gila, karena mereka mengejar sesuatu yang tidak mungkin dicapai, dan ibarat mengejar fatamorgana.
Kita semua hendaknya menyadari, bahwa sangat jarang di dunia ini orang yang mengejar harta tanpa kepayahan. Bagaimana seorang yang tidak bekerja atau berusaha bisa mengantongi harta. Sungguh suatu hal yang sangat mustahil.

#Pentingnya Bermimpi dan Bercita-citalah Luhur#

Syaikh Abu Thayyib bersenandung dalam sya’irnya:

Seberapa kadar ahli cita, cita-cita akan ditemui
Seberapa kadar orang mulia, kemuliaan itu akan didapati
Barang kecil kelihatan besar di mata orang ber-himmah kecil
barang besar nampaklah kecil di mata orang ber-himmah besar

Seandainya kita mempunyai impian dan cita-cita luhur, maka kita dituntut  pula untuk berakhlak luhur, sebab keberhasilan tercapainya impian dan cita-cita kita sangat bergantung kepada usaha serta kemuliaan jalan yang ditempuh. Dengan cita-cita yang luhur, kita akan berani menghadapi segala rintangan yang menghadang, sehingga rintangan besar kelihatan kecil. Kita harus menyadari bahwa rintangan adalah perkara yang harus dihadapi bukan untuk dihindari. Tetapi bila kita mempunyai cita-cita yang rendah, maka kita tidak akan berani menghadapi kenyataan yang ada, sehingga rintangan yang kecil seolah kelihatan sangat besar, dan kita juga akan mudah berputus asa. Bukankah putus asa adalah kematian sebelum kematian yang sesungguhnya?

Allah SWT menghendaki agar hamba-hamba-Nya bercita-cita luhur, dan membuang cita-cita yang rendah jauh-jauh. Sebab hasil itu sesuai dengan apa yang ditanam. Menanam cita-cita luhur, keluhuran yang dicapai. Menanam cita-cita hina, maka kehinaan pula-lah yamg akan ditemui.

Dalam mengejar impian dan cita-cita, janganlah tergesa-gesa, dan hendaklah dicapai dengan usaha terus-menerus. Ibarat sebuah tongkat yang bengkok, ia tidak bisa langsung diluruskan, tetapi harus pelan-pelan sedikit demi sedikit. Usaha yang terus menerus (berkesinambungan) akan membawa hasil yang baik, sedangkan sesuatu yang dikerjakan dengan tergesa-gesa, hasilnya tidak akan memuaskan.

Semoga apa yang menjadi impian dan cita-cita kita adalah perkara-perkara yang mulia, serta semoga pula Allah  SWT memberikan kemudahan serta kemampuan kepada kita untuk dapat menggapainya. Amin..
Sebagian naskah dikutip dari buku berjudul “Kode Etik Kaum Santri” karya A. Mudjab Mahali dan Umi Mujawazah Mahali, sebuah buku saduran dari kitab Ta’limal-Muta’allim karya Imam Az-Zarnuji.

Sumber : www.rumahcahaya.com

Minggu, 19 Juni 2011

hitsuke.blogspot.com

Waktu Luang

Kesempatan dan waktu luang tidak pernah datang kedua kalinya, karena itu selagi kita punya kesempatan, maka hendaknya kita memamfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya untuk beramal sholeh atau berbuat kebajikan.

Dibawah ini adalah beberapa hadis yang memerintahkan kepada kita untuk tidak membuang atau menyia-nyiakan waktu dengan percuma:

1. Terdapat dalam hadis riwayat Bukhori yang artinya :

Dan ibnu Umar berkata : "Rasulullah Saw memegang pundakku dan bersabda : Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau orang yang lewat di jalan. dan ibnu Umar berkata : ketika engkau berada di waktu sore maka janganlah engkau menanti pagi, dan ketika engkau di waktu pagi janganlah engkau menanti sore. Pergunakanlah sehatmu sebelum datang sakitmu, pergunakan waktu luangmu sebelun datang masa sibukmu, pergunakan hidupmu sebelum datang masa kematianmu"

2. Terdapat dalam hadis riwayat ibnu majah, yang artinya :

Dari Jabir Abdillah berkata : Berkutbah Rasulullah Saw. Wahai kalian manusia, bertaubatlah kamu kepada Allah sebelum kamu di sibukkan oleh pekerjaan, dan sambunglah antara kamu dengan Tuhanmu dengan memperbanyak ingatmu kepadaNya, dan perbanyaklah bersedekah secara sembunyi maupun terang-terangan, niscaya kamu akan di beri reski, di tolong dan di beri pahala.

Dewasa ini, Telah banyak orang di sibukkan oleh pekerjaan. oleh urusan-urusan duniawi, oleh kegiatan-kegiatan lain yang tidak bermamfaat, Ketahuilah olehmu wahai orang-orang yang mau mengenal Tuhannya, Bahwa hal itu adalah suatu kebodohan, suatu hal yang mencelakakan, Karena bisa menutup pandangan mata hati dari kepada_Nya.

3. Lakukanlah lima hal sebelum terwujud lima hal yang lain.

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash