Selasa, 15 Februari 2011

hitsuke.blogspot.com

Cara Kita Menghitung waktu

Waktu tidak pernah berhenti barang sedetik pun. Semua orang diseret oleh waktu, suka atau tidak suka. Gadis yg cantik jelita suatu hari akan menjadi nenek-nenek yang ompong. Pria yang ganteng dan gagah, suatu hari akan menjadi engkong-engkong yang stroke dan sakit jantung.

Apakah hidup hanya seperti itu ?
Kerja..kerja. .kerja.. lalu tua dan mati ?

Tidak juga,,, kalo dilihat lebih teliti...
Ada orang yg hidupnya singkat tapi sangat bermakna, ada orang yang hidupnya sangat panjang tapi sia-sia.

Nah, kalau anda ingin agar hidup tidak sia-sia, ini saya kasi bocoran sedikit...
Anda harus tahu bagaimana cara menghitung waktu dengan benar !!

Ada 4 cara menghitung waktu :

1. Cara Penjumlahan
Kalau hari ini kita berumur 17 tahun, maka tahun depan umur kita akan bertambah 1 tahun menjadi 18 tahun.
Ini adalah cara menghitung umur yg paling sederhana, paling sesuai bagi anak kecil.
(kalau anda masih menghitung umur dengan cara ini, anda masih anak-anak)

2. Cara Pengurangan
Setelah semakin sering kita ber-ulang tahun, akhirnya kita sadar bahwa setiap kali kita ulang tahun, sebenarnya umur kita bukannya bertambah,tapi Berkurang! Setiap kali ulang tahun maka sisa umur kita semakin sedikit, kita semakin dekat pada akhir hayat.
Orang yg sudah menyadari bahwa sisa hidupnya makin hari makin sedikit adalah orang yg sudah Dewasa.

3. Cara PerKalian
Setelah sadar bahwa umur kita terus berkurang, maka kita harus tahu cara menghitung waktu yg KeTiga yaitu bagaimana caranya melipatgandakan waktu yg kita miliki.
Misalnya saat kena macet dijalan, kita membaca buku (bisa dong kalo punya supir). Ini adalah contoh bagaimana kita melipatgandakan waktu. Prinsipnya adalah : dalam waktu yg sama, kita memperoleh lebih banyak.
Contoh lain adalah :

McDonald membuka cabang diseluruh dunia. Saat pemiliknya sedang tidur pun, masih ada cabangnya dibagian belahan dunia lain yg sedang menghasilkan uang.Coba kalau McDonald hanya punya satu cabang, berapa waktu yg dibutuhkan untuk mengumpulkan uang sebanyak yg dimilikinya sekarang ??
Mungkin butuh ribuan tahun...
Cara KeTiga ini adalah cara yg dipakai oleh orang-orang yang paling pandai diseluruh dunia. Mereka memikirkan bagaimana agar dalam hidup yang singkat bisa melakukan produktifitas yang lebih besar, bisa memperoleh sebanyak mungkin.

4. Cara PemBagian
Setelah berhasil melipatgandakan waktu yg kita miliki dan mendapat begitu banyak hal dalam hidup kita, maka yg harus kita lakukan kemudian adalah Membagikannya.
Kalau kita mendapat banyak ilmu, sebarkan semua sebelum kita mati, kalau kita mendapat banyak harta, bagikan semua sebelum ajal menjemput.
Seorang filsuf berkata, "orang yg mati dalam keadaan kaya adalah orang yg paling bodoh" Maksudnya, uang itu buat apa? kan gak bisa dibawa mati bukan? Memang sudah menjadi tugas kita untuk membagikan semua berkat yg pernah kita peroleh kepada orang lain.
Dengan memahami cara menghitung waktu yg KeEmpat maka hidup kita menjadi bermakna. Maka kita tak akan menyesal kapanpun kita harus mati.
hitsuke.blogspot.com

Jadikan Impian kita kenyataan

"Seorang anak laki-laki bernama Monty Robert yang duduk di bangku SMU mendapat tugas dari gurunya untuk membuat karangan mengenai cita-citanya. Ia pun menulis karangan setebal tujuh halaman yang memaparkan tujuannya untuk memiliki suatu peternakan secara terperinci dan ia bahkan menggambarkan sebuah sketsa tentang peternakan seluas dua ratus acre, yang memperlihatkan lokasi seluruh bangunan, kandang, dan jalur pacuan. Kemudian ia melukis denah yang mendetil untuk rumah seluas empat ribu kaki persegi yang akan terletak di peternakan dambaan hati seluas dua ratus acre itu. Ia benar-benar mencurahkan isi hatinya ke dalam subyek itu dan pada keesokan harinya ia menyerahkan karangan itu kepada gurunya. Dua hari kemudian ia menerima tulisannya kembali.Di halaman depan tertera huruf F besar dengan catatan yang berbunyi, ‘Temui aku seusai jam sekolah.’
Guru itu berkata, “Ini adalah impian yang tidak realistis untuk anak muda seperti kamu. Kamu tidak punya uang. Kamu tidak memiliki sumberdaya. Peternakan kuda menuntut banyak uang. Kamu harus membeli tanah. Kamu harus membayar harga kuda bibit yang asli, kemudian kamu juga harus mengeluarkan biaya untuk kuda pacek yang mahal. Kamu sama sekali tak akan pernah dapat melakukannya.’ Lantas si guru menambahkan, ‘Kalau kamu mau menulis ulang karangan ini dengan tujuan yang lebih membumi, aku akan meninjau kembali nilaimu.’
Anak laki-laki itu pulang dan berpikir keras lama sekali tentang hal itu. Ia bertanya kepada bapaknya mengenai apa yang sebaiknya ia tempuh. Bapaknya berkata, ‘Camkan, Nak, kamu harus membulatkan tekadmu tentang ini. Bagaimana pun, aku pikir ini adalah keputusan yang sangat penting bagimu.’
Akhirnya setelah menimbang-nimbang selama seminggu, anak itu menyetorkan tulisan yang sama, tidak membuat perubahan sedikit pun.
Ia berkata, ‘Anda dapat mempertahankan nilai F itu dan saya akan mempertahankan impian saya.’
Impian yang dinilai tidak realistis oleh guru tersebut ternyata bisa dicapai oleh Monty. Suatu waktu ternyata guru tersebut sempat membawa tiga puluh orang anak berkemah di tanah peternakannya yang berdiri rumah seluas empat ribu kaki seperti yang dicita-citakannya."

Pencuri impian seringkali mengatakan bahwa impian Anda tidak realistis. Jangan biarkan impian Anda menjadi rapuh karena pendapat seperti itu. Kejarlah impian Anda dan jangan sekali-kali mengejar impian orang lain yang dipaksakan kepada kita.
Monty Robert dalam cerita yang baru saja Anda baca berani mempertahankan impiannya walaupun ia harus menerima nilai F dan pada ahirnya ia membuktikan bahwa impiannya bisa terwujud tanpa harus terpengaruh oleh penilaian gurunya apalagi terpengaruh dengan berbagai alasan yang bisa menghambat kesuksesannya. Jika anda mempunyai impian itu berarti Anda sudah menempuh langkah pertama yang dibutuhkan untuk sukses karena sangat tidak mungkin Anda bisa mewujudkan impian Anda jika Anda sendiri tidak mempunyai impian.

Jika Anda belum mempunyai impian, temukan impian Anda.
Bangunlah kepercayaan dalam diri Anda bahwa impian Anda bisa tercapai. Kepercayaan ini sangat dibutuhkan karena kepercayaan yang kuat akan menggerakkan pikiran Anda untuk mencari jalan dan sarana serta cara untuk mewujudkan impian Anda.
Kejarlah impian Anda dengan tindakan yang berkomitmen sehingga impian Anda tidak memudar atau bahkan mati. Seperti yang dikemukakan oleh Judy Wardell Halliday bahwa Impian menjadi kenyataan saat kita menjaga komitmen kita terhadapnya.” Kembangkan sikap yang melampaui kemampuan Anda, maka impian Anda yang dikatakan orang lain mustahil tidak hanya mungkin tetapi juga pasti bisa Anda wujudkan. Pada tahun 1950, Walter Elias Disney atau yang kita kenal dengan nama Walt Disney mempunyai impian untuk membangun taman impian bagi anak-anak. Impian Walt ini dianggap gila oleh rekan-rekannya sesama pengusaha, namun Walt tetap dengan pendiriannya. Taman bermain ini akhirnya bisa diwujudkan pada tahun 1955 di Anaheim, California.
Pada waktu pembukaan, Walt Disney mengatakan dalam pidatonya bahwa Kesuksesan dimulai ketika kita mulai mencipakan impian jauh ke depan. Dan saat kita berkomitmen untuk mencapai impian itu, maka selanjutnya impian itu yang akan menjadi magnet dan menarik kita ke sana.” 

Eleanor Roosevelt pernah berkata, The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams." Masa depan hanyalah milik orang-orang yang percaya akan keindahan mimpi-mimpi mereka. 
 
hitsuke.blogspot.com

Jatuh Cinta atau Belajar Mencintai

Banyak orang yang beruntung bisa jatuh cinta pada seseorang, dan membangun hubungan yang kuat dari situ. Tetapi banyak pula pasangan yang mendapati bahwa cinta harus dipupuk dan dipelajari. Bagi mereka yang masih mencari pasangan, sulit untuk menentukan, apakah harus menunggu hingga jatuh cinta pada seseorang, ataukah berkomitmen dengan seseorang Anda yang kenal dan belajar mencintai.

Penulis buku Other People Dirt, Louise Rafkin banyak mewawancarai pasangan-pasangan dan  mengisahkan kisah cinta mereka di kolom mingguan di harian San Francisco Chronicle. Ia mempertanyakan dua pilihan tersebut, dan bagaimana mendapatkannya dalam kolom Modern Love di harian The New York Times.banyak mewawancarai pasangan-pasangan dan  mengisahkan kisah cinta mereka di kolom mingguan di harian San Francisco Chronicle. Ia mempertanyakan dua pilihan tersebut, dan bagaimana mendapatkannya dalam kolom Modern Love di harian The New York Times.

"Bertahun-tahun saya sendiri telah melalui pengalaman berkencan, bertemu seseorang, lalu tak punya siapa-siapa, hingga berkencan lagi. Namun saya masih punya pertanyaan, bagaimana orang tahu dengan pasti bahwa pasangan mereka adalah yang terbaik? Atau mereka tidak tahu, dan hanya memutuskan?" katanya.

Penelitian Rafkin lalu memperkenalkannya pada sejumlah pasangan. Beberapa di antaranya berkenalan ketika duduk berdampingan di atas pesawat, atau ketika terlibat dalam kecelakaan kecil. Pasangan-pasangan ini mengalami kisah cinta pada pandangan pertama. Satu pasangan menikah bahkan menjalin hubungan akibat masalah di imigrasi, dan meskipun pernikahan diawali tanpa cinta, perasaan ini tumbuh berkat persatuan mereka.

Dalam pengamatan Rafkin, pasangan ini terlihat bahagia dan saling mencintai, seperti halnya pasangan kekasih lainnya. Karena itu Rafkin percaya bahwa keputusan untuk belajar mencintai memang layak dicoba. Jika tidak mencoba, Anda tak pernah tahu bila ternyata pria yang Anda kenal itu memiliki sifat-sifat dan latar belakang yang Anda inginkan, bukan?

Untuk Anda yang terbiasa membina hubungan setelah jatuh cinta terlebih dulu, konsep belajar mencintai ini memang akan sulit. Menurut Dr Robert Epstein, peneliti dan mantan pemimpin redaksi situs Psychology Today, konsep jatuh cinta berangkat dari kisah dongeng.

"Mereka menciptakan mitos yang sangat kuat. Mitos mengenai 'The One' adalah kekeliruan lain yang sangat merusak. Kita percaya bahwa 'The One' sudah dipersiapkan untuk kita, asal kita bisa menemukannya. Begitu kita menemukan The One, kita mengira dia tidak akan pernah berubah, dan begitu pula kita," papar Epstein.

Mitos ini, menurutnya tak baik untuk dijadikan pegangan. Sebab, hal itu memengaruhi cara kita menyeleksi calon pasangan. Jika Anda berpikir Anda mencintai seseorang, Anda jatuh cinta dengan versi ideal dari orang tersebut. Anda jatuh cinta dengan rasa cinta itu sendiri. Ketika harapan-harapan kita dirusak, entah karena pasangan kita selingkuh, atau menjadi gendut, atau tak mau lagi berhubungan dengan kita, kita menjadi marah dan depresi. Kita jarang mau berusaha untuk memelihara hubungan itu sendiri.

Ketika kita menerima bahwa metode pencarian kita terhadap cinta tidak berhasil, masih adakah cara lain yang bisa memberikan hasil?

Menurut Epstein, 60 persen dari perkawinan di dunia ini diatur oleh orangtua, atau mak comblang. Kemungkinan, setengah dari perkawinan ini berjalan karena orang-orang di dalamnya belajar untuk saling mencintai, seiring berjalannya waktu.

Daya tarik fisik memang penting, khususnya pada awal hubungan. Namun Anda juga perlu tahu bagaimana membedakan nafsu dari cinta. "Ketika ketertarikan fisik terlalu kuat, hal itu bisa membutakan. Banyak orang yang mengira mereka sedang jatuh cinta, sebenarnya hanya bernafsu," tutur penulis buku The Case Against Adolescence ini.

Anda perlu menerima bahwa tidak ada Mr Right yang ditakdirkan untuk kita, begitu pula konsep tentang soulmate. Anda perlu membuka mata di sekitar Anda dengan wawasan baru, asumsi baru, dan ketrampilan baru.

"Saya tidak percaya Anda bisa jatuh cinta pada orang yang sama sekali tidak Anda kenal, tapi memang ada orang-orang yang bisa menciptakan cinta yang awet," kata Epstein. "Kita perlu berpikir apakah kita percaya bahwa cinta itu sesuatu yang gaib, sesuatu yang mistis, yang tidak dapat kita kontrol; ataukah ada cara bagi kita untuk belajar mencintai."

Cinta yang penuh hasrat, telah menjadi komoditi, yang dijual kepada kita oleh para pembuat film, penulis novel, dan pengarang lagu. Sayangnya, hal itu dijual pada kita dengan cara yang tidak realistis dan tidak dapat dijangkau oleh kebanyakan orang.

Bagaimana dengan Anda, bersediakah untuk belajar mencintai?

 Sumber : Kompas Female 21/10/2010


Jumat, 11 Februari 2011

hitsuke.blogspot.com

Jangan Tunggu Hari Esok

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia tidak pernah mensyukuri betapa baiknya kehidupan yang dia miliki. Dia terus bermain, menggangu sanak keluarganya kalau mereka tidak mau bermain apa yang dia ingin mainkan. Tetapi, ketika dia mau minta maaf, dia selalu berkata, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia nggak pernah mensyukurinya. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahari dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya "Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya hampir melakukan segala sesuatu bersama-sama, makan, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.
Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik dan segera dia menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Tentu, dia rindu sama teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka lagi, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.
Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia tidak sempat lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan bahkan hari pernikahan mereka. Tapi, itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya. Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasan dia "Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya." Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya. Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan. Dia ditabrak lari. Tapi hari itu, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata "Aku cinta kamu", istrinya meninggal.
Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba mencari menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya. Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli sama orang tua ini yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.
Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik dengan uang yang dia simpan untuk perayaan pernikahan ke 50, 60, dan 70 dia dan istrinya. Semua uang itu sebenarnya untuk dipakai pergi ke Hawaii, New Zealand, dan negara-negara lain, tapi kini dipakai untuk membayar biaya tinggal dia di rumah jompo tersebut.
Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata padanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu...." Dan dia meninggal dengan airmata di pipinya.
Apa yang saya ingin coba katakan padamu adalah, waktu itu nggak pernah berhenti. Kamu terus maju dan maju, sebelum kamu sadar itu, kamu telah maju terlalu jauh. Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah! Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera. Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa kamu ingin bilang pada seseorang bahwa kamu sayang dia,  jangan tunggu sampai terlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru akan memberitahu dia, hari ini tidak pernah akan datang. Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka "besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar waktu telah meninggalkanmu.
Atau masih ada hari esok....
hitsuke.blogspot.com

Setitik Embun Inspiration

"Jangan Tunggu  Hari Esok Mengatakan Kepadanya"


Segalanya berawal ketika saya masih berumur 6 th.

Ketika saya sedang bermain di halaman rumah saya di California, saya bertemu seorang anak laki-laki. Dia seperti anak laki-laki lainnya yang menggoda saya dan kemudian saya mengejarnya dan memukulnya. Setelah pertemuan pertama dimana saya memukulnya, kami selalu bertemu dan saling memukul satu sama lain di batas pagar itu.Tapi itu tidaklah lama. Kami selalu bertemu di pagar itu dan kami selalu bersama. Saya menceritakan semua rahasia saya.

Dia sangat pendiam... dia hanya mendengarkan apa yang saya katakan. Saya menganggap dia enak diajak bicara dan saya dapat berbicara kepadanya tentang apa saja.Di sekolah, kami memiliki teman-teman yang berbeda tapi ketika kami pulang kerumah, kami selalu berbicara tentang apa yang terjadi di sekolah.

Suatu hari,saya bercerita kepadanya tentang anak laki-laki yang saya sukai tetapi telah menyakiti hati saya.... Dia menghibur saya dan mengatakan segalanya akan beres. Dia memberikan kata-kata yang mendukung dan membantu saya untuk melupakannya. Saya sangat bahagia dan menganggapnya sebagai teman sejati. Tetapi saya tahu bahwa sesungguhnya ada yang lainnya dari dirinya yang saya suka.

Saya memikirkannya malam itu dan memutuskan kalau itu adalah rasa persahabatan. Selama SMA dan semasa kelulusan, kami selalu bersama dan tentu saja saya berpikir bahwa ini adalah persahabatan. Tetapi jauh di lubuk hati, saya tahu bahwa ada sesuatu yang lain.Pada malam kelulusan, meskipun kami memiliki pasangan sendiri-sendiri, sesungguhnya saya menginginkan bahwa sayalah yang menjadi pasangannya.

Malam itu, setelah semua orang pulang, saya pergi ke rumahnya untuk mengatakannya. Malam itu adalah kesempatan terbesar yang saya miliki tapi saya hanya duduk di sana dan memandangi bintang bersamanya dan bercakap-cakap tentang cita-cita kami. Saya melihat ke matanya dan mendengarkan ia bercerita tentang impiannya. Bagaimana dia ingin menikah dan sebagainya. Dia bercerita bagaimana dia ingin menjadi orang kaya dan sukses. Yang dapat saya lakukan hanya menceritakan impian saya dan duduk dekat dengan dia.

Saya pulang ke rumah dengan terluka karena saya tidak mengatakan perasaan saya yang sebenarnya. Saya sangat ingin mengatakan bahwa saya sangat mencintainya tapi saya takut. Saya membiarkan perasaan itu pergi dan berkata kepada diri saya sendiri bahwa suatu hari saya akan mengatakan kepadanya mengenai perasaan saya.

Selama di universitas, saya ingin mengatakan kepadanya tetapi dia selalu bersama-sama dengan seseorang. Setelah lulus, dia mendapatkan pekerjaan di New York. Saya sangat gembira untuknya, tapi pada saat yang sama saya sangat bersedih menyaksikan kepergiannya. Saya sedih karena saya menyadari ia pergi untuk pekerjaan besarnya. Jadi... saya menyimpan perasaan saya untuk diri saya sendiri dan melihatnya pergi dengan pesawat.

Saya menangis ketika saya memeluknya karena saya merasa seperti ini adalah saat terakhir. Saya pulang ke rumah malam itu dan menangis.Saya merasa terluka karena saya tidak mengatakan apa yang ada di hati saya.

Saya memperoleh pekerjaan sebagai sekretaris dan akhirnya menjadi seorang analis komputer. Saya sangat bangga dengan prestasi saya. Suatu hari saya menerima undangan pernikahan. Undangan itu darinya. Saya bahagia dan sedih pada saat yang bersamaan. Sekarang saya tahu kalau saya tak akan pernah bersamanya dan kami hanya bisa menjadi teman.

Saya pergi ke pesta pernikahan itu bulan berikutnya. Itu adalah sebuah peristiwa besar. Saya bertemu dengan pengantin wanita dan tentu saja juga dengannya. Sekali lagi saya merasa jatuh cinta. Tapi saya bertahan agar tidak mengacaukan apa yang seharusnya menjadi hari paling bahagia bagi mereka. Saya mencoba bersenang-senang malam itu, tapi sangat menyakitkan hati melihat dia begitu bahagia dan saya mencoba untuk bahagia menutupi air mata kesedihan yang ada di hati saya.

Saya meninggalkan New York merasa bahwa saya telah melakukan hal yang tepat. Sebelum saya berangkat... tiba-tiba dia muncul dan mengucapkan salam perpisahan dan mengatakan betapa ia sangat bahagia bertemu dengan saya.

Saya pulang ke rumah dan mencoba melupakan semua yang terjadi di New York. Kehidupan saya harus terus berjalan. Tahun-tahun berlalu... kami saling menulis surat dan bercerita mengenai segala hal yang terjadi dan bagaimana dia merindukan untuk berbicara dengan saya.

Pada suatu ketika, dia tak pernah lagi membalas surat saya. Saya sangat kuatir mengapa dia tidak membalas surat saya meskipun saya telah menulis 6 surat kepadanya.. Ketika semuanya seolah tiada harapan, tiba-tiba saya menerima sebuah catatan kecil yang mengatakan: "Temui saya di pagar dimana kita biasa bercakap-cakap".

Saya pergi ke sana dan melihatnya di sana. Saya sangat bahagia melihatnya tetapi dia sedang patah hati dan bersedih. Kami berpelukan sampai kami kesulitan untuk bernafas.Kemudian ia menceritakan kepada saya tentang perceraian dan mengapa dia tidak pernah menulis surat kepada saya. Dia menangis sampai dia tak dapat menangis lagi...

Akhirnya kami kembali ke rumah dan bercerita dan tertawa tentang apa yang telah saya lakukan mengisi waktu. Akan tetapi, saya tetap tidak dapat mengatakan kepadanya bagaimana perasaan saya yang sesungguhnya kepadanya.

Hari-hari berikutnya... dia gembira dan melupakan semua masalah dan perceraiannya. Saya jatuh cinta lagi kepadanya. Ketika tiba saatnya dia kembali ke New York, saya menemuinya dan menangis. Saya benci melihatnya harus pergi. Dia berjanji untuk menemui saya setiap kali dia mendapat libur. Saya tak dapat menunggu saat dia datang sehingga saya dapat bersamanya. Kami selalu bergembira ketika sedang bersama.

Suatu hari dia tidak muncul sebagaimana yang telah dijanjikan. Saya berpikir bahwa mungkin dia sibuk. Hari berganti bulan dan saya melupakannya.

Suatu hari saya mendapat sebuah telepon dari New York. Pengacara mengatakan bahwa ia telah meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil dalam perjalanan ke airport. Hati saya hancur. Saya sangat terkejut akan kejadian ini . Sekarang saya tahu... mengapa ia tidak muncul hari itu. Saya menangis semalaman. Air mata kesedihan dan kepedihan. Bertanya-tanya mengapa hal ini bisa terjadi terhadap seseorang yang begitu baik seperti dia?

Saya mengumpulkan barang-barang saya dan pergi ke New York untuk pembacaan surat wasiatnya. Tentu saja semuanya diberikan kepada keluarganya dan mantan istrinya. Akhirnya saya dapat bertemu dengan mantan istrinya lagi setelah terakhir kali saya bertemu pada pesta pernikahan. Dia menceritakan bagaimana mantan suaminya. Tapi suaminya selalu tampak tidak bahagia. Apapun yang dia kerjakan... tidak bisa membuat suaminya bahagia seperti saat pesta pernikahan mereka. Ketika surat wasiat dibacakan, satu-satunya yang diberikan kepada saya adalah sebuah diary.

Itu adalah diary kehidupannya. Saya menangis karena itu diberikan kepada saya. Saya tak dapat berpikir... Mengapa ini diberikan kepada saya? Saya mengambilnya dan terbang kembali ke California.

Ketika saya di pesawat, saya teringat saat-saat indah yang kami miliki bersama.Saya mulai membaca diary itu. Diary dimulai ketika hari pertama kami berjumpa. Saya terus membaca sampai saya mulai menangis. Diary itu bercerita bahwa dia jatuh cinta kepada saya di hari ketika saya patah hati. Tapi dia takut untuk mengatakannya kepada saya. Itulah sebabnya mengapa dia begitu diam dan mendengarkan segala perkataan saya. Diary itu menceritakan bagaimana dia ingin mengatakannya kepada saya berkali-kali, tetapi takut. Diary itu bercerita ketika dia ke New York dan jatuh cinta dengan yang lain. Bagaimana dia begitu bahagia ketika bertemu dan berdansa dengan saya di hari pernikahannya. Dia berkata bahwa ia membayangkan bahwa itu adalah pernikahan kami.

Bagaimana dia selalu tidak bahagia sampai akhirnya harus menceraikan istrinya. Saat-saat terindah dalam kehidupannya adalah ketika membaca huruf demi huruf yang saya tulis kepadanya. Akhirnya diary itu berakhir dengan tulisan, "Hari ini saya akan mengatakan kepadanya kalau saya mencintainya."

Itu adalah hari dimana dia mengalami kecelakaan. Hari dimana pada akhirnya saya akan mengetahui apa yang sesungguhnya ada dalam hatinya...

Jika engkau mencintai seseorang, "JANGAN TUNGGU ESOK HARI UNTUK MENGATAKAN KEPADANYA.." karena esok hari itu... mungkin takkan pernah ada..

sumber: unknown